Halaman

blog-indonesia.com

Cari Di Sini

Terbaru

27 Januari 2011

Susuk !!!!!!


Susuk merujuk kepada memasukkan sesuatu bahan asing ke dalam badan untuk mendapatkan sesuatu kelebihan. berbagai bahan boleh digunakan, bergantung kepada apakah keinginan pengguna. Diantara kebaikan yang kononnya boleh didapati dengan memakai susuk adalah muka sentiasa dipandang manis, tidak berusia, kebal dsb.

Pemakai susuk biasanya mempunyai beberapa pantang larang seperti tidak boleh memakan beberapa bahan tertentu yaitu pisang tanduk, pisang abu, tidak boleh melintas di bawah tali kain, dan lain-lain, bergantung kepada jenis susuk yang dipakainya.



Jenis susuk

Terdapat berbagai jenis susuk yang boleh digunakan, antaranya yang dikelaskan menurut bahan:

    * Logam
          o Susuk Emas
          o Susuk Perak
          o Susuk Besi
          o Susuk Raksa
    * Galian
          o Susuk Berlian
    * Organik
          o Susuk Susu




# Pemakai susuk terpaksa mematuhi pantang-larang tertentu. Sekiranya terlanggar pantang-larang, susuk itu akan keluar dengan sendirinya dan menjadi tawar.
# Susuk ini terpaksa dibuang, sebaiknya oleh dukun yang memakaikan susuk itu, ataupun melalui cara yang diajari. Sekiranya dukun tersebut telah mati atau cara membuang susuk tidak dipelajari, pemakai susuk ini sukar hendak mati.
# Jika si pemakai susuk melanggar pantang larang, maka susuk yang dipakainya boleh juga menjadi racun kepadanya.
# Susuk HARAM dipakai terutamanya bagi yang beragama ISLAM, kerana susuk adalah sejenis ilmu hitam yang menyesatkan dan murtad pada sesiapa yang melakukannya



Antara makanan yang menjadi pantang pemakai susuk (bergantung kepada jenis susuk).

    * Labu air
    * Pisang tanduk
    * Daun kelor
    * Sate

Antara perbuatan yang menjadi pantang pemakai susuk (bergantung kepada jenis susuk).

    * Melalui bawah penyidaian
    * Melalui di bawah tangga/rumah



Pemakai susuk biasanya akan merasa lebih yakin kerana menganggap susuk tersebut akan memberi kelebihan seperti menjadi bertambah cantik, bertambah berani, semakin dikasih, semakin manis, dan lain-lain. Dengan itu, bolehlah dianggap susuk ini sebagai satu cara meningkatkan keyakinan diri (self-esteem) seseorang, walaupun sebenarnya tidak ada apa-apa perubahan fizikal yang berlaku.





Sesungguhnya dilihat dari cara para dukun itu melakukan amalan membuat susuk sudah menyalahi Al-Qur’an dan sunnah Rasulullah sebab mereke melakukan amalan yang sama sekali tidak disyari’ahkan dengan berpuasa sekian hari,membaca wirid atau amalan yang sebetulnya menghinakan dan berbuat kedustaan terhadap ayat-ayat Allah.
Allah Ta’ala telah berfirman :

وَمَنْ أَظْلَمُ مِمَّنِ افْتَرَى عَلَى اللهِ كَذِبًا أَوْ كَذََّبَ بِآيَاتِهِ إِنَّهُ لاَ يُفْلِحُ الظََّالِمُونَ

Dan siapakah yang lebih aniaya dari pada orang yang membuat-buat suatu kedustaan terhadap Allah,atau mendustakan ayat-ayat-Nya?Sesungguhnya orang-orang yang aniaya itu tidak mendapat keberuntungan.”(QS.Al An’am:21)

Sebab memakai ayat-ayat Allah untuk suatu kebutuhan yang bersifat duniawi yang penuh hawa nafsu agar lebih terlihat cantik dan berwibawa,agar bisa kebal merupakan suatu bentuk kesyirikan dan bentuk sikap tidak mensyukuri nikmat Allah yang telah diberikan kepadanya dan barang siapa tidak mensyukuri nikmat Allah maka mereka seperti orang-orang kafir.
Allah Ta’ala telah berfirman mengenai orang-orang yang tidak mensyukuri nikmat Allah :

أَلَمْ تَرَ إِلَى الَّذِينَ بَدَّلُوا نِعْمَةَ اللهِ كُفْرًا وَأَحَلُّوا قَوْمَهُمْ دَارَ الْبَوَارِ

Tidakkah engkau melihat (dan merasa ajaib) terhadap orang-orang kafir yang telah menukar kesyukuran nikmat Allah dengan kekufuran, dan yang telah menempatkan kaum mereka dalam kebinasaan?” (Ibrahim : 28)

Selain itu yang banyak memakai susuk menurut penuturan paranormal adalah orang-orang yang suka berbuat maksiat seperti para penjaja seks,atau pun para preman yang ingin kebal.Maka tinggalkanlah perbuatan-perbuatan tidak terpuji karena jika kita tetap memaki susuk hingga akhir hayat kita maka kita tidak akan beruntung-selama-lamanya baik dunia maupun akherat.
Rasulullah telah bersabda :”Barangsiapa menggantungkan (memakai) jimat Allah tidak akan menyempurnakannya (yakni tidak akan menjauhkannya dari musibah) dan barangsiapa menggantungkan tumbal (sejenis jimat untuk menenteramkan perasaan) Allah tidak akan membiarkannya hidup tenteram.” (HR. Imam Ahmad, Al-Hakim dan Thabraniy)

Dan jika  susuk jika digunakan untuk mempengaruhi orang lain agar menjadi suka padanya adalah salah satu bentuk Tiwalah atau mahabbah adalah sesuatu yang mereka buat-buat dengan sangkaan bahwa ia dapat menyebabkan seorang wanita dicintai suaminya atau sebaliknya adalah salah satu bentuk kesyirikan.Sebagaimana Rasulullah saw bersabda :“Sesungguhnya jampi-jampi, jimat-jimat dan ‘Tiwalah’ adalah kesyirikan.”


( Sumber : dari berbagai sumber )


26 Januari 2011

Plants That Are Very Pretty And Beautiful


lotus atau dalam bahasa latinnya nelumbo nucifera, lebih di kenal atau sering disamakan orang dengan teratai ( Nymphaea ). memang bila di pandang sepintas, orang awam agak sulit membedakan tanaman lotus dan teratai, lotus dan teratai memang masih satu keluarga ( famili ) sehingga terlihat sangat mirip.

akan tetapi, ada perbedaan yang mendasar pada tanaman bunga lotus, yaitu dari pola tumbuhnya, lotus tumbuh ke atas sedangkan teratai tumbuh mendatar dan melebar. warna bunga lotus hanya terbatas, yaitu putih, kuning dan merah muda, sedangkan teratai lebih beragam. dalam klarifikasi tanaman, lotus termasuk genus nelumbo, sedangkan teratai termasuk genus nymphaea

di sejumblah pedagang umum, lotus memiliki kelopak yang besar dan tunggal ( tidak bersusun ) kini setelah lotus menjadi bagian dari tren penghobi, baik kolektor mau pun masyarakat pecinta bunga, muncul jenis baru lotus yang memiliki kelopak ganda ( susun ) yang memberi toppimng seperti halnya bunga matahari.


pesona bunganya saat sedang mekar penuh menjelang mekar, tidak hanya memberikan keindahan yang begitu mengagumkan bagi pemiliknya, tetapi juga di yakini medatangkan berkah, kebahagiaan atau pun rezeki, dengan demikian lotus di sukai banyak orang, bukannya hanya sebagai tanaman hias yang di tanam di air dan lumpur, melainkan lebih karena kepercayaan.


setidaknya ada tiga daya tarik dari lotus, daya tarik tersebut ada pada bunganya yang tumbuh menjulang di atas tangkai,mberbentuk lonjong dengan ujung yang meruncing, saat belum mekar, bunga ini tampak mirip dengan mangkok, setelah mekar kelopak bunga merebak, namun sebagian masih menghadap keatas, jangka waktu bunga lotus mekar hanya sekitar tiga atau empat hari, warna bunga di kaitkan dengan negara asalnya, contohnya lotus kuning berasal dari amerika, putih dari india, dan merah muda dari cina.


selain bunganya, lotus juga memiliki daya tarik pada bentuk daunnya yang bulat lebar dengan bagian tepinya bergelombang, dari jauh, daun-daun lotus terlihat seperti jajaran payung yang sedang mengembang, warna daun bagian atas hijau keabu-abuan, sisi bawahnya berwarna lebih muda, permukaan daun terasa licin dan kenyal karena di selimuti lapisan lilin.


tangkai bunga lotus juga menjadi daya tarik para kolektor, bagian tangkainya juga tidak kalah menarik dengan bagian lainnya karena tangkai lotus menjulang tinggi sampai 180cm, sedangkan tangkai daunnya mencapai 100cm lebih, tangkai lotus sangat lentur, tetapi kuat dan tidak gampang patah di goyang angin...ouch benar-benar bunga yang sangat indah....



( Sumber : pr.com )

25 Januari 2011

Dreads From Dieng...



Gaya rambut gimbal boleh jadi sangat populer di kalangan musisi reggae, tapi bila pemilik rambut gimbal ini datang ke daerah Dataran Tinggi Dieng, Jawa Tengah, situasinya akan lain. Bisa-bisa si rambut gimbal ini dianggap bala atau pembawa bencana.

.
Tradisi masyarakat yang tinggal di Dieng, Wonosobo dan sekitarnya mengharuskan anak-anak di atas umur 7 tahun yang memiliki rambut gembel (seperti rambut gimbal yang tumbuh alami) harus melakukan ruwatan cukur rambut gembel. Tujuannya agar segala ‘bala’ yang ditimbulkan sirna.
.
Bagi masyarakat Wonosobo, anak yang memiliki rambut gembel dianggap bisa membawa musibah atau masalah dikemudian hari, tapi bila diruwat anak tersebut dipercaya akan mendatangkan rejeki. Disamping itu ruwatan ini bertujuan agar si anak bisa hidup dengan rambut yang normal.

bila anak yang berambut gembel ini dicukur tanpa melakukan ruwatan bisa jadi rambut gembel tersebut tumbuh lagi dan kemungkinan anak tersebut bisa sakit-sakitan.


Keberadaaan rambut gembel bisa jadi sebuah fenomena, karena hanya anak-anak di kawasan Wonosobo dan sekitarnya yang mengalaminya. Selain itu rambut gembel juga bukan karena keturunan karena rambut gembel bisa tumbuh pada siapa saja.


Rambut gembel bisa tumbuh lebih dari satu helai, bahkan anak yang bernama Wulan, 7 tahun, yang pernah diruwat memiliki 23 helai rambut gembel. Menurut Tito anak yang berambut gembel merupakan keturunan Ki Kolodete yang merupakan salah seorang dari tiga pendiri Kota Wonosobo. Berbagai mitos yang melatari keberadaan rambut gembel ini. Ada yang bilang rambut ini merupakan rambut Kurowo yang hidup di alam para dewa lalu secara turun-temurun rambut ini tumbuh kepada anak cucunya hingga kepada Ki Kolodete yang hidup di alam manusia.
.

Versi lain menyebutkan bahwa Ki Kolodete bersumpah tak akan memotong rambutnya dan tak akan mandi sebelum desa yang akan dibangunnya makmur. Kelak, keturunannya akan mempunyai ciri seperti dirinya. Itu pertanda akan membawa kemakmuran bagi desa yang ditinggalinya. Orang tua yang memiliki anak berambut gimbal mesti memperlakukan si anak dengan istimewa. Apa pun yang diminta sang anak akan dikabulkan. Jika tidak, orang tua mereka percaya petaka akan datang.


Masih banyak mitos lainya seperti anak rambut gimbal merupakan kesayangan Nyi Roro Kidul sedangkan lainnya menyebutkan bahwa anak rambut gembel merupakan anak titisan Keling yang menjadi anak kesayangan “dayang” yang “menghuni” kawasan Dieng.
Beragamnya mitos tersebut tidaklah terlalu berarti, yang pasti bagi orang tua yang memiliki anak berambut gembel, harus memperlakukan anaknya dengan istimewa karena bisa mendatangkan rejeki tapi bila tidak akan ada malapetaka. 


Permintaan anak tersebut nantinya harus dibawa ketika ruwatan berlangsung selagi itu memang memungkinkan. Menurut riwayatnya permintaan tersebut harus dipenuhi karena bila tidak si anak akan sakit-sakitan bahkan bisa berujung kematian dan orang tua akan mengalami musibah.


Permintaan anak tersebut nantinya harus dibawa ketika ruwatan berlangsung selagi itu memang memungkinkan. Menurut riwayatnya permintaan tersebut harus dipenuhi karena bila tidak si anak akan sakit-sakitan bahkan bisa berujung kematian dan orang tua akan mengalami musibah.


Setelah berdoa dan kepala anak tersebut diasapi dengan kemenyan barulah sang dukun memotong rambut gembel tersebut dengan sebelumnya memasukkan cincin yang dianggap magis ke tiap helai rambut gembel lalu mencukurnya satu-satu. Rambut yang telah dicukur lalu dibungkus dengan kain putih lalu kemudian dilarung di Telaga Warna Dieng atau ke sungai.
.

Sampai saat ini keberadaan rambut gembel masih sebuah misteri di Dataran Tinggi Dieng (Wonosobo dan sekitarnya). Dan belum ada penelitian medis mengenai fenomena tersebut. Tapi dibalik itu semua, ruwatan cukur rambut gembel yang telah membudaya mampu menjadi daya tarik pariwisata Jawa Tengah, khususnya Dieng.................



( Sumber : http://dhamanutd.blogspot.com )

Disguise A La Gayus Tambunan !!!!!!!!!

>Gayus Saat Balita <

>Gayus Saat Masih SD<
                                                                      


                                                                         Gayus Dan Profesi
















              

                                                              





                                                                        Gayus Dan Cita-Cita






  Gayus Holiday Dan Rencana Membikin Grup Trio Meong


maaf kalau rada kacau,,,,harap di maklum,,,,,,,,,,wkakakakakaak,,,,,,,,asal.com

 ( Sumber : Kaskus.us )
























24 Januari 2011

Two Knights From Latin America


Bernardo O'Higgins Riquelme (20 Agustus 1778 – 24 Oktober 1842), pemimpin kemerdekaan Amerika Selatan, adalah salah satu panglima – bersama-sama dengan José de San Martín – angkatan bersenjata yang membebaskan Chili dari pemerintahan Spanyol dalam Perang Kemerdekaan Chili. Meskipun ia adalah Pemimpin Tertinggi ke-3 Chili (1817–23), O'Higgins adalah orang pertama yang menjabat gelar ini dan memimpin negara Chili yang merdeka penuh.


Awal kehidupan

O'Higgins dilahirkan di Chillán, Chili. Seperti tertulis dalam surat baptisannya, ia adalah anak tidak sah dari Ambrosio O'Higgins, Marquis dari Osorno, seorang perwira Spanyol, Ibunya adalah Isabel Riquelme, seorang perempuan bangsawan Chillán terkemuka. O'Higgins melewati masa kecilnya bersama keluarga ibunya di Chili tengah-selatan. Hubungannya dengan ayahnya jauh. Ambrosio mendukung pembiayaan hidupnya dan yang prihatin akan pendidikannya, namun keduanya tak pernah bertemu muka secara langsung. Para pejabat pemerintah Spanyol di Amerika dilarang menikah dengan orang-orang setempat.

Ketika Ambrosio O'Higgins menjadi Raja Muda Peru, Bernardo yang muda dikirim ke London untuk menyelesaikan pendidikannya. Di sana Bernardo berkenalan dengan gagasan-gagasan kaum pendukung kemerdekaan Amerika. Ia mengenal Francisco de Miranda dari Venezuela dan bergabung dengan Logia Lautaro Masonik.


Peranan dalam kemerdekaan dan pemerintahan Chili

Pada 1810, ia bergabung dengan para pemberontak nasionalis yang berjuang untuk kemerdekaan dari Spanyol. Pada 1814, para pemberontak Chili dikalahkan oleh tentara Spanyol dan mengundurkan diri ke Pegunungan Andes. Pada 1817, O'Higgins kembali melakukan serangan dengan bantuan Jenderal Argentina José de San Martín. Pada 12 Februari 1817, ia memimpin sebuah serangan kavaleri yang memenangi Pertempuran Chacabuco. Ia menjadi pemimpin Chili merdeka yang pertama, dan diberikan kekuasaan diktatorial sebagai Pemimpin Tertinggi pada 16 Februari 1817. Pada 12 Februari 1818, Chili dinyatakan menjadi republik yang merdeka.

Pada pemerintahannya selama enam tahun didirikanlah Akademi Militer. Selain itu, bendera Chili yang baru (dan berlaku sekarang) disetujui. Namun upaya-upaya pembaruannya yang lebih radikal dan liberal, seperti misalnya pembentukan demokrasi dan penghapusan gelar-gelar kebangsawanan ditentang oleh para pemilik tanah yang luas yang konservatif dan kuat. Pada masa pemerintahannya ia mendirikan kota La Unión dan Vicuña. Dari tempat pengasingannya di kemudian hari di Peru, ia mempromosikan ekspansi Chili ke selatan, termasuk pendirian Punta Arenas pada 1845. Selain itu, pemerintahannya terlibat - kemungkinan karena tekanan dari Loji Lautaro - dalam pembunuhan para pemimpin kemerdekaan lawannya, José Miguel Carrera, saudara-saudaranya Juan José dan Luis di Argentina, dan sahabat Carrera bersaudara dan pemimpin gerilya Manuel Rodríguez. Ia digulingkan oleh sebuah kudeta kelompok konservatif pada 28 Januari 1823.

Selama pemerintahannya, ia juga membantu José de San Martín mengorganisir ekspedisis serta Angkatan Darat dan Angkatan Laut untuk mendukung kemerdekaan Peru. Ia juga mengorganisir Angkatan Darat Chili serta Angkatan Laut Chili pertama, di bawah komando Lord Cochrane dan Manuel Blanco Encalada.


Kematian dan warisan

Setelah penggulingannya, O'Higgins menghabiskan sisa hidupnya di pembuangan, dan meninggal dunia di Lima, Peru pada 1842.

Setelah kematiannya, jenazahnya dikirim kembali ke Chili pada 1869 dan dipindahkan pada 1979 dari Sekolah Militer ke tempat kehormatan di mausoleum Altar de la Patria di depan istana pemerintah Palacio de La Moneda dan kemudian untuk sementara waktu kembali lagi ke Sekolah Militer pada 2004, selama setahun, ketika Altar de la Patria di renovasi menjadi Plaza de la Ciudadanía (Lapangan Warga Negara) yang baru. Desa Villa O'Higgins di Chili dinamai untuk menghormatinya.

Di Richmond ada sebuah patung O'Higgins. Di barat daya London ada sebuah lapangan yang dinamai untuk menghormatinya, O'Higgins Square, dan sebuah plakat biru dipasang untuk menghormatinya di Clarence House di Richmond, rumah di 2 The Vineyard tempat tinggalnya ketika ia belajar di London.

Ada pula sebuah prasasti untuk menghormatinya di Merrion Square di Dublin dan di Jalan Setapak (Walkway) Sungai Garavogue di Sligo, Irlandia, serta sebuah patung di Central Railway Station di Elizabeth St di Sydney, Australia.






José Francisco de San Martín Matorras (lahir di Yapeyú, Kerajamudaan Río de la Plata (kini Argentina), 25 Februari 1778 – meninggal di Boulogne-sur-Mer, Perancis, 17 Agustus 1850 pada umur 72 tahun) adalah seorang jenderal berkebangsaan Argentina dan pimpinan utama dalam berbagai perjuangan di bagian selatan Amerika Latin demi kemerdekaan dari Spanyol.

San Martin lahir di Yapeyu, di sebuah provinsi Argentina, Corrientes, di samping Sungai Uruguay.

San Martin merupakan anak dari Don Juan de San Martin dan Doña Gregoria Matorras. Ayahnya adalah seorang gubernur letnan dan ibunya merupakan keponakan dari Chaco. Pada tahun 1786, ia dan keluarganya pindah ke Spanyol dan belajar di Real Seminario de Nobles, Madrid. Pada tahun 1789, ia memulai latihan militer di Murcia. Ia pernah menjadi tentara dalam peperangan Spanyol melawan Perancis. Pada tahun 1808, ia ikut dalam Pertempuran Bailén, melawan tentara Napoléon Bonaparte.

Ia mengakhiri karier militernya di Spanyol pada tahun 1811. Kemudian bersama kapal George Canning dari Inggris ia pindah ke Buenos Aires dan tiba pada tanggal 9 Maret 1812. San Martin diterima sebagai tentara di Buenos Aires karena pemerintah telah melihat jabatan terakhirnya sebagai letnan. Pada tahun 1812, ia menikahi Maria Remedies de Escalada.

Pada tahun 1814, ia diperintahkan untuk membuat kelompok tentara untuk melawan pejabat di perbatasan utara Peru. Namun ia seketika berhenti dari tugasnya.

Istri San Martin meninggal di Buenos Aires pada tanggal 3 Agustus 1823. Pada tanggal 10 Februari 1824, terjadi peperangan di Provinsi Bersatu Río de la Plata]] yang mengakibatkan San Martin bersama anaknya Mercedes pindah ke Perancis dan menghabiskan sisa hidupnya di sana. San Martin meninggal pada tanggal 17 Agustus 1850.

San Martin adalah salah satu orang yang berkontribusi besar bagi kemerdekaan Argentina, Chili dan Peru. Ia bukan hanya seorang tentara ulung tapi juga mengandalkan kerja sama, San Martin juga dikenal sebagai orang yang jujur.




( Sumber : WikipediaensiklopediA )



The Police.....


The Police adalah grup musik rock yang dibentuk tahun 1977 di London, Inggris. Mereka terdiri dari Sting (vokal dan gitar bass), Andy Summers (gitar, vokal latar), dan Stewart Copeland (drum, vokal latar, perkusi). The Police menjadi terkenal di seluruh dunia pada awal 1980-an, dan merupakan salah satu grup new wave pertama yang sukses secara komersial. Mereka memainkan musik rock yang dipengaruhi oleh jazz, punk, dan reggae. Album mereka di tahun 1983, Synchronicity menduduki peringkat nomor satu di Britania Raya dan Amerika Serikat (laku lebih dari 8 juta kopi di AS). Mereka membubarkan diri tahun 1984, namun melakukan reuni pada awal 2007 untuk memulai konser keliling dunia hingga akhir Agustus 2008. Konser tersebut diadakan untuk merayakan peringatan 30 tahun singel hit "Roxanne" sekaligus peringatan berdirinya The Police. Hingga kini album mereka telah terjual lebih dari 50 juta kopi di seluruh dunia. Pada tahun 2008, The Police dicatat sebagai musisi berpenghasilan terbesar di dunia berkat suksesnya tur reuni mereka. Rolling Stone menempatkan The Police dalam peringkat ke-70 dalam daftar 100 Artis Terbesar Sepanjang Masa.


KARIER

Berdirinya The Police (1977–1978)

The Police didirikan oleh pemain drum kelahiran Amerika Serikat, Stewart Copeland pada awal tahun 1977. Setelah band Curved Air miliknya bubar, Copeland berkeinginan mendirikan grup trio baru dan meramaikan dunia musik punk London. Pemain bass merangkap vokalis Sting dan gitaris Henry Padovani mulai berlatih bersama Copeland pada bulan Januari 1977. Mereka merekam singel pertama The Police, "Fall Out"/"Nothing Achieving" pada bulan berikutnya. Kedua lagu ditulis dan diproduksi oleh Copeland (sisi B ditulis bersama kakak laki-lakinya Ian Copeland).

Lagu-lagu awal mereka umumnya digolongkan sebagai punk rock. Meskipun demikian, Allmusic Guide membantah bahwa penggolongan tersebut hanya benar bila istilah punk "dipakai dalam konotasi yang paling longgar". The Police memainkan "musik pop/rock dengan tambahan reggae yang dimainkan seperti punk" dan memiliki "semangat punk", namun "bukan benar-benar punk". Dari Maret hingga April 1977, The Police tampil sebagai atraksi pembuka Cherry Vanilla dan Wayne County & the Electric Chairs. Pada Mei 1977, mantan anggota band Gong, Mike Howlett mengajak Sting dan Andy Summers (mantan gitaris Eric Burdon and the Animals) untuk mendirikan band Strontium 90 dengan maksud sebagai proyek reuni band Gong. Howlett berkeinginan mengajak pemain drum Chris Cutler, namun Cutler berhalangan. Sebagai gantinya, Sting mengajak Stewart Copeland. Strontium 90 mereka beberapa trek demo di Virtual Earth Studios, dan tampil dalam konser reuni Gong di Paris, 28 Mei 1977. Sebuah album berisi beberapa lagu hasil rekaman di studio dan lagu rekaman konser (termasuk versi pertama "Every Little Thing She Does Is Magic") dirilis 20 tahun kemudian pada tahun 1997 dengan nama Strontium 90: Police Academy. Mereka berempat juga manggung di klub-klub London dengan memakai nama "The Elevators" pada Juli 1977.


Pada bulan Juli 1977, Copeland, Sting, Padovani, dan Summers mulai tampil dengan nama The Police. Kemampuan bermain gitar Padovani yang relatif terbatas membuat kariernya bersama The Police tidak bertahan lama. Tidak lama setelah batalnya sesi rekaman dengan produser John Cale pada 10 Agustus 1977, Padovani keluar dan Summers menjadi satu-satunya gitaris The Police. Formasi Copeland, Sting, dan Summers bertahan hingga akhir sejarah The Police. Sting membuktikan dirinya sebagai pencipta lagu yang andal. Pengalaman sebagai guru bahasa Inggris di sekolah menengah membuat lirik-lirik lagu yang ditulis Sting memiliki muatan sastra. Album mereka berikutnya, Ghost in the Machine mendapat insipirasi dari tulisan-tulisan Arthur Koestler, dan lagu-lagu dalam album Synchronicity dipengaruhi pemikiran Carl Jung. Lirik "Tea in the Sahara" dari album Synchronicity memperlihatkan pengaruh dari Paul Bowles.

The Police dan The Clash termasuk di antara band kulit putih pertama yang mengadopsi reggae sebagai bentuk musik yang dominan, dan mencetak hit internasional dengan lagu yang dipengaruhi irama reggae. Walaupun ska dan reggae sudah populer di Britania Raya, kedua irama tersebut tidak banyak dikenal di Amerika Serikat atau negara-negara lain. Sebelum munculnya The Police, hanya sedikit lagu-lagu reggae yang pernah masuk ke tangga lagu, misalnya Eric Clapton yang membawakan ulang "I Shot the Sheriff" (1974) dari Bob Marley, dan "Mother and Child Reunion" dari Paul Simon. Penampilan dengan rambut pirang yang merupakan ciri khas The Police bermulai dari ketidaksengajaan pada bulan Februari 1978. Ketika itu mereka sedang tidak punya uang, dan menurut saja ketika diminta membintangi iklan televisi permen karet Wrigley's Spearmint dengan syarat rambut mereka mau disemir pirang.


Kontrak rekaman (1978–1980)

The Police menyelesaikan album pertama mereka, Outlandos d'Amour dengan penuh kesulitan. Selain bujet mereka kecil, mereka juga tidak punya manajer dan kontrak rekaman. Miles Copeland III kakak tertua Stewart Copeland mendengar lagu "Roxanne" yang dinyanyikan band adiknya, dan membantu The Police untuk mendapatkan kontrak rekaman dengan A&M Records. Singel "Roxanne" awalnya sudah diedarkan pada tahun 1978, namun ketika dirilis kembali pada tahun 1979, The Police mulai dikenal secara luas di Britania Raya. Di beberapa negara lainnya, "Roxanne" juga cukup menjadi lagu hit, terutama di Australia. Mereka kemudian diminta bermain di klub CBGB di New York, dan mengadakan mengadakan pertunjukan keliling yang melelahkan di Amerika. Sarana transportasi mereka di Amerika adalah mobil van Ford Econoline yang mereka kendarai sendiri, termasuk untuk mengangkut peralatan band mereka. Pada Oktober 1979, mereka merilis album kedua Reggatta de Blanc yang laris di seluruh Eropa. Album ini menduduki puncak tangga lagu Inggris selama empat minggu, dan menghasilkan singel nomor satu di Britania Raya, "Message in a Bottle" dan "Walking on the Moon". Lagu instrumental Reggatta de Blanc juga memenangi Grammy Award untuk Penampilan Rock Instrumental Terbaik.

Pada Maret 1980, The Police melakukan tur keliling dunia yang pertama. Mereka bermain di Mexico City, Bombay, dan Mesir yang jarang menjadi tuan rumah konser grup musik asing. Pada bulan Mei, A&M merilis paket singel yang diberi judul "Six Pack (The Police)" di Britania Raya. Paket tersebut terbilang mahal, berisi lima singel The Police yang direkam A&M (tidak termasuk "Fall Out"), lengkap dengan sampul-sampul singel orisinal ditambah versi mono lagu "The Bed's Too Big Without You" dari album Reggatta De Blanc, ditambah versi konser "Truth Hits Everybody" dari album Outlandos d'Amour. Di tangga lagu Britania Raya, "Six Pack" sampai hingga peringkat ke-17. Menurut peraturan tangga lagu yang dikeluarkan di kemudian hari, "Six Pack" digolongkan sebagai album dan bukan singel. Setelah mendapat tekanan dari perusahaan rekaman untuk merilis album baru dan melakukan konser keliling, The Police merilis album ketiga, Zenyatta Mondatta pada musim gugur 1980. Album ini menghasilkan singel nomor satu di Britania yang ketiga bagi mereka, "Don't Stand So Close to Me". Lagu lainnya, "De Do Do Do, De Da Da Da" juga masuk tangga lagu di Amerika Serikat. Dalam wawancara di kemudian hari, Sting menyatakan bahwa ia menyesal telah membuat album rekaman secara tergesa-gesa. Lagu instrumental "Behind My Camel" yang diciptakan Andy Summers menghasilkan penghargaan Grammy untuk Penampilan Rock Instrumental Terbaik. Lagu "Don't Stand So Close to Me" memenangi Grammy untuk Penampilan Vokal Rock Terbaik untuk Duo atau Grup.


Puncak kesuksesan (1980–1983)

Ketika The Police berada di puncak kesuksesan, Sting telah menjadi bintang idola, dan juga berkarier di bidang akting. Penampilan pertamanya adalah sebagai Ace Face dalam film Quadrophenia yang merupakan versi film dari opera rock The Who, diikuti peran sebagai montir penggemar musik Eddie Cochran dalam film Radio On karya Chris Petit. Dia juga memainkan tokoh Feyd Rautha dalam film Dune, dan sebagai prajurit yang dieksekusi karena terlalu berani dalam The Adventures of Baron Munchausen. Sejalan dengan naiknya ketenaran Sting, hubungannya dengan Stewart Copeland mulai memburuk. Kemitraan mereka makin dipertegang oleh publisitas dan ketenaran di seluruh dunia, pertentangan ego, dan kesuksesan finansial mereka. Sementara itu, Sting dan Summers keduanya sama-sama gagal dalam pernikahan mereka. Sting mendapat pasangan baru, Trudie Styler yang kemudian dinikahinya. Walaupun telah mendapat seorang anak laki-laki bernama Andrew Jr. hasil hubungan singkatnya dengan wanita lain, Summers kembali menikah dengan Kate istri keduanya.

Album keempat The Police, Ghost in the Machine diproduksi bersama Hugh Padgham, dan dirilis pada tahun 1981. Album ini mengetengahkan bunyi instrumen yang lebih tebal dan permainan saksofon. Singel-singel yang berhasil menjadi nomor satu adalah "Every Little Thing She Does Is Magic", "Invisible Sun", dan "Spirits in the Material World". Kesepakatan mengenai gambar sampul tidak kunjung didapat di antara mereka, dan tiga piktogram "digital" merah dengan latar belakang hitam yang dimaksudkan sebagai gambar kepala ketiga anggota The Police. Pada tahun 1980-an, Sting dan Andy Summers melakukan penghindaran pajak dengan pindah ke Irlandia (Sting ke Roundstone di Galway, dan Summers ke Kinsale di County Cork), sedangkan Stewart yang berkewarganegaraan Amerika, tetap tinggal di Inggris. The Police beristirahat pada tahun 1982 ketika Sting mengejar karier akting, bermain bersama Denholm Elliot dan Joan Plowright dalam film arahan Richard Loncraine yang diangkat dari sandiwara Dennis Potter, Brimstone and Treacle. Sting secara solo juga menghasilkan satu hit di Britania dengan lagu tema film, "Spread A Little Happiness" (yang diperdengarkan dalam film Brimstone and Treacle bersama tiga lagu baru The Police). Summers juga ikut berkarier solo dengan merekam album solo pertamanya bersama Robert Fripp, I Advance Masked.

The Police merilis album terakhir mereka, Synchronicity pada tahun 1983. Album ini berisi lagu "Every Breath You Take", "Wrapped Around Your Finger", "King of Pain", dan "Synchronicity II". Tur keliling Synchronicity dimulai dari Chicago, Illinois pada bulan Juli 1983 di stadion bisbol Comiskey Park yang lama, dan berakhir di Melbourne, Australia pada bulan Maret 1984 di Melbourne Showgrounds. Tur menampilkan lima band, termasuk Simple Minds, Flock of Seagulls, The Fixx, Joan Jett and the Blackhearts, dan ditutup oleh The Police sebagai atraksi puncak. Penampilan Sting mencolok dengan rambutnya yang berwarna oranye (seperti penampilannya dalam film fiksi ilmiah Dune), pakaian yang robek-robek, dan unsur-unsur visual dari musik video mereka yang dibawa ke atas panggung. Anggota The Police juga melengkapi diri mereka dengan alat-alat baru (Stewart Copeland dengan perkusi tambahan, Andy Summers dengan tambahan gitar synthesizer), serta dihadirkannya penyanyi latar berjubah untuk dukungan vokal dalam "Tea In The Sahara".

Kecuali "King of Pain", singel dari Synchronicity masing-masing dibuatkan video musiknya di bawah pengarahan Godley & Creme. Album Synchronicity sampai ke urutan nomor satu tangga album Britania dan Amerika Serikat. Di Britania bertahan hanya dua minggu, namun album ini di Amerika Serikat bertahan hingga 17 minggu di urutan nomor satu. Album Synchronicity dinominasikan sebagai penerima Grammy kategori Album Terbaik, tapi dikalahkan album Thriller dari Michael Jackson. Dalam Grammy tahun 1984, The Police berhasil mengalahkan Michael Jackson dalam satu kategori. "Every Breath You Take" mengalahkan "Billie Jean" sebagai Lagu Terbaik. Lagu "Every Breath You Take" juga memenangi Grammy untuk Penampilan Pop Terbaik oleh Duo atau Grup Disertai Vokal, sementara "Synchronicity II" memenangi Grammy untuk Penampilan Rock Terbaik oleh Duo atau Grup Disertai Vokal. American Video Award kategori video Grup Terbaik juga dimenangi oleh "Every Breath You Take". Lagu yang sama meraih dua Ivor Novello Awards untuk Lagu dengan Musik Terbaik dan Karya dengan Penampilan Terbaik.

Pada tahun 1983, Stewart Copeland menulis musik film untuk Rumble Fish yang disutradarai dan diproduksi oleh Francis Ford Coppola dari novel S.E. Hinton . Sebuah lagu dari album musik tema film tersebut, "Don't Box Me In (theme From Rumble Fish)" diedarkan oleh A&M Records. Lagu tersebut adalah hasil kerja sama antara Copeland dan penyanyi/pencipta lagu Stan Ridgway pimpinan Wall of Voodoo.



Bubar dan pertunjukan setelah bubar (1984-1986)

Setelah tur Synchronicity berakhir pada Maret 1984, The Police bubar, dan masing-masing anggota band melanjutkan karier solo mereka. Pada bulan Juni 1986, mereka berkumpul kembali untuk melakukan tiga kali konser A Conspiracy of Hope Tour untuk Amnesty International. Pada Juli tahun itu juga, The Police dalam keadaan tegang melakukan reuni singkat di studio untuk merekam ulang lagu "Don't Stand So Close to Me" dan "De Do Do Do, De Da Da Da" dalam versi lembut. Lagu "Don't Stand So Close to Me" dirilis bulan Oktober 1986 sebagai singel terakhir mereka "Don't Stand So Close To Me '86" yang merupakan (rekaman ulang versi asli tahun 1980), dan dimasukkan ke dalam album kompilasi Every Breath You Take: The Singles (urutan 25 tangga album Britania). Ketika itu Sting jelas-jelas tidak ada niat untuk meneruskan The Police. Ia telah merilis album di bawah pengaruh jazz, The Dream of the Blue Turtles sebagai album solo perdana yang sukses pada tahun 1985.



Setelah bubar (1987-2006)

Pada tahun 1992, Sting menikahi Trudie Styler. Summers dan Copeland diundang ke upacara pernikahan dan resepsi. Tamu pesta pernikahan yang menyadari ketiga anggota The Police hadir memaksa ketiganya untuk bermain. Mereka akhirnya membawakan "Roxanne" dan "Message in a Bottle". Copeland mengatakan kemudian bahwa "setelah sekitar tiga menit, mereka menjadi 'satu' lagi." Masih pada tahun 1992, Andy Summers bekerja sebentar sebagai direktur musik untuk acara "Dennis Miller Show" yang tidak berumur panjang. Pada 10 Maret 2003, The Police diabadikan ke dalam Rock and Roll Hall of Fame, dan mereka membawakan lagu "Roxanne", "Message In a Bottle", dan "Every Breath You Take" secara langsung, sebagai The Police. Lagu terakhir dibawakan bersama Steven Tyler, Gwen Stefani, dan John Mayer. Menjelang akhir lagu, Copeland merobekkan drumhead (kulit drum) pada snare drum yang dimainkannya. Ia memang dikenal senang mengencangkan drumhead untuk menghasilkan bunyi pukuan snare drum yang keras. Pada musim gugur tahun itu, Sting menerbitkan autobiografi berjudul Broken Music.

Pada tahun 2004, Henry Padovani (gitaris The Police sebelum bergabungnya Andy Summers) mengeluarkan sebuah album dengan satu lagu hasil kerja sama dengan Stewart Copeland dan Sting. Lagu tersebut merupakan reuni pertama kalinya anggota The Police yang "asli" sejak dibentuknya The Police pada tahun 1977. Masih pada tahun 2004, majalah Rolling Stone memasukkan The Police ke dalam urutan ke-70 daftar 100 Artis Terbesar Sepanjang Masa. Pada tahun 2006, Stewart Copeland membuat film dokumenter (rockumentary) tentang The Police yang diberinya judul Everyone Stares: The Police Inside Out. Film dokumenter tersebut disusunnya berdasarkan film format Super-8 yang diambilnya mulai akhir 1970-an hingga awal 1980-an ketika bandnya sedang melakukan tur keliling atau rekaman di studio. Pada bulan Oktober 2006, Andy Summers menerbitkan memoar autobiografi One Train Later yang menceritakan awal kariernya dan pengalaman sebagai anggota The Police.


Tur reuni (2007–2008)

Pada awal 2007, The Police dilaporkan akan tampil dalam tur reuni untuk memperingati ulang tahun ke-30 mereka. Tur tersebut merupakan tur pertama mereka setelah bubar "terakhir kalinya" pada tahun 1986. Konser mereka bertepatan dengan dirilis ulangnya lagu-lagu lama mereka oleh Universal Music (pemilik label A&M). Pernyataan berikut diumumkan atas nama The Police oleh juru bicara Interscope Geffen A & M Records, dan diposting di situs web resi Sting: "Sehubungan dengan makin dekatnya peringatan ulang tahun ke-30 singel Police, diskusi telah berjalan untuk membahas cara memperingatinya. Meskipun kami dapat memastikan bahwa memang kami akan melakukan sesuatu yang khusus untuk menandai peristiwa ini, sejauh mana keterlibatan band masih tetap belum ditentukan."

Pada 22 Januari 2007, majalah punk Side-Line membocorkan berita bahwa The Police akan reuni untuk acara Grammy Award, dan menambahkan lagu yang akan dibawakan adalah "Roxanne". Majalah Side-Line juga mengumumkan The Police akan memulai tur besar-besaran ke kota-kota di seluruh dunia. Majalah Billboard kemudian mengonfirmasikan rumor ini, mengutip Andy Summers yang sudah berkata sebelumnya pada tahun 2006, tentang kemungkinan bandnya dapat berlanjut pasca-Synchronicity. "Pendekatan pendekatan yang lebih rasional mestinya, 'OK, Sting, bolehlah kau pergi membuat album solo, dan mari kita kembali bersama dalam dua atau tiga tahun. Aku yakin kami dapat melakukan itu. Tentu saja kami sebenarnya bisa. Kami jelas-jelas tidak kekeringan kreativitas. Kami dapat dengan mudah terus, dan kami mungkin masih berada di sana [sebagai band]. Ini bukanlah nasib kami yang sebenarnya. Tapi akhirnya lain. Aku menyesal kami tidak pernah melakukan sebuah tur terakhir." The Police membuka acara tahunan Grammy Awards 11 Februari 2007 di Los Angeles, California dengan meneriakkan "We're The Police. And we're back!" sebelum memainkan "Roxanne". Perusahaan rekaman mereka, A&M Records mempromosikan tur reuni 2007-2008 sebagai peringatan ulang tahun ke-30 peluncuran singel pertama mereka "Roxanne" dan bukan pendirian The Police




Mereka membuka Reunion Tour pada tanggal 28 Mei 2007 di hadapan 32.000 penggemar di Vancouver untuk konser dua malam mereka yang tiketnya hampir terjual habis. Stewart Copeland dengan tajam mengkritik pertunjukan tersebut di situs web pribadinya. Media massa mengangkatnya sebagai kericuhan dalam The Police, padahal tulisan Copeland hanya dimaksudkan sebagai bercanda, dan anggota lainnya tidak menanggapi dengan serius. Henry Padovani bergabung dengan band pada di atas panggung untuk ancora terakhir dalam pertunjukan di Paris, 29 September. The Police dengan formasi berempat bersama Padovani memainkan "Next to You" dari album pertama Outlandos d'Amour. Pada bulan Oktober 2007, The Police memainkan pertunjukan terbesar dalam tur reuni mereka di hadapan 82.000 penggemar di Dublin, Irlandia. Namun rencana konser kedua mereka di Antwerpen, Belgia, 9 Oktober 2007 dibatalkan karena Sting menderita faringitis. Mereka melanjutkan tur reuni mereka pada tahun 2008 di antaranya ke Selandia Baru, Australia, Singapura, Makau, Jepang, Kanada, Amerika Serikat, Perancis, Jerman, Norwegia, Denmark, Britania Raya, Serbia, Polandia, Argentina, dan Brasil tempat mereka konser di hadapan 75.000 penonton.

The Police dijadikan atraksi utama di festival TW Classic di Werchter, Belgia pada 7 Juni 2008. Mereka juga dijadikan pertunjukan puncak pada malam terakhir Festival Isle of Wight 15 Juni 2008, selain menjadi bintang utama di Minggu malam pada 28 Juni 2008 dalam festival musik tahunan Hard Rock Calling (sebelumnya disebut Hyde Park Calling). Pada Februari 2008, mereka mengumumkan bahwa seusai tur, The Police akan kembali dibubarkan. Menurut Sting, "Tidak akan lagi ada album baru, tidak akan ada lagi tur besar-besaran yang baru, setelah kami selesai dengan tur reuni ini, maka berakhirlah The Police




Pertunjukan final dari tur keliling mereka diadakan pada 7 Agustus 2008 di Madison Square Garden, New York City dengan band pembuka The B-52's. Sebelum manggung, mereka mengumumkan bahwa The Police menyumbang AS$ 1 juta kepada Wali Kota New York Michael Bloomberg untuk membantu penanaman satu juta pohon di Kota New York hingga tahun 2017. Sepanjang tur reuni, mereka sukses menjual 3,7 lembar tiket, dengan pendapatan kotor AS$358 juta, dan membuat tur mereka sebagai tur berpenghasilan terbesar nomor tiga sepanjang masa. The Police dan toko Best Buy mengumumkan pada 4 Agustus 2008 bahwa mereka akan meluncurkan album untuk para kolektor berjudul Certifiable: Live in Buenos Aires. Album koleksi ini dirilis 11 November 2008, berisi rekaman lengkap konser mereka di Buenos Aires, Argentina, dan dikemas dalam paket: 2DVD/2CD, 1 Blu-Ray Disc/2CD, dan 3 piringan hitam premium 180-gram beserta kunci berkas MP3. Di dalamnya juga berisi video bonus, termasuk video dokumenter "Better Than Therapy" karya Jordan, anak laki-laki Copeland.


( Sumber : Wikipediaensiklopedia )


Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

Ramalan Jodoh