Halaman

blog-indonesia.com

Cari Di Sini

Terbaru

20 Februari 2011

The Ebola Virus


Virus Ebola menyebabkan demam hemorrhagic. Semenjak dikenal tahun 1976, Virus Ebola menyebabkan penyakit yang fatal pada manusia maupun binatang primata (monyet, gorila dan simpanse). Dinamakan Virus Ebola karena ditemukan pada sungai yang bernama Ebola juga yang terletak di daerah Republik Demokratik Kongo (sekarang Zaire).
Virus ini merupakan satu dari dua famili RNA virus yang bernama Filoviridae. Virus Ebola sendiri dibagi dalam 4 subtipe. Tiga tipe termasuk yang menyerang manusia (Ebola-Zaire, Ebola-Ivory Coast dan Ebola-Sudan) dan satu tipe yang menyerang khusus hewan primate (Ebola-Reston).

Habitat alami dari virus ini tidak diketahui pasti. Namun, fakta menunjukkan bahwa virus
ini bersifat “zoonotic” yang artinya hidup dan berkembang biak dalam tubuh hewan yang berada dalam benua Afrika. Kasus-kasus yang telah dikonfirmasi berkaitan dengan virus Ebola telah dilaporkan terjadi di daerah Zaire, Gabon, Sudan, Pantai Gading dan Uganda. Seseorang dengan serologi infeksi namun tidak menunjukkan tanda-tanda sakit terjadi di Liberia dan seorang pekerja laboratorium di Inggris menjadi sakit sebagai akibat dari insiden jarum suntik. Tidak dilaporkan adanya kasus yang terjadi di Amerika Serikat. Virus Ebola menyebabkan kematian dan sakit pada monyet yang diimpor ke fasilitas penelitian di USA dan Italia dari Filipina.

1. ASPEK BIOLOGI
MORFOLOGI VIRUS EBOLA:

Virus Ebola memiliki struktur dari suatu Filovirus. Virionnya berbentuk tabung dan
bervariasi bentuknya. Biasanya selalu tampak seperti U, 6, gulungan atau bercabang. Virion
virus ini berukuran diameter 80 nm. Panjangnya juga bervariasi, bahkan ada yang lebih dari 1400 nm, namun biasanya hanya mendekati 1000 nm. Di tengah virion terdapat nukleokapsid yang dibentuk oleh kompleks genom RNA dengan protein NP, VP35, VP30 dan L. Nukleokapsid berdiameter 40-50 nm dan berisi suatu chanel pusat berdiameter 20-30 nm. Suatu glikoprotein sepanjang 10 nm yang sebagian berada di luar sarung viral dari virion berfungsi membuka jalan masuk ke dalam sel inang. Diantara sarung viral dan nukleokapsid terdapat matriks yang berisi protein VP40 dan VP24.

• KLASIFIKASI VIRUS EBOLA ∗Genom: single stranded negative sense RNA
∗Ordo: Mononegavirales
∗Famili: Filoviridae / Filovirus
∗Subfamili: -
∗Genus: Ebolavirus
∗Spesies: Ebola


SIKLUS HIDUP

Siklus hidup dari virus Ebola baru terjadi saat virus masuk ke dalam sel inang. Berikut ini
merupakan siklus hidup dari virus Ebola:
1. Virus berikatan dengan reseptor inang dengan permukaan GP (glikoprotein) peplomer dan berendisitosis ke dalam vesikel sel inang
2. Penyatuan membran virus dengan membrane vesikel terjadi. Nukleokapsid terlepas ke dalam sitoplasma
3. Rantai gen sense negative ssRNA digunakan untuk sintesis (3’-5’) poliadenilase, monocistronic mRNAs
4. Translasi mRNA menjadi protein viral terjadi dengan menggunakan perlengkapan sel inang.
5. Terjadi Post-translasi dari mRNA. Prekursor glikoprotein (GP0) berikatan erat dengan GP1 dan GP2. Kedua glikoprotein ini, pertama, berpasangan sebagai heterodimer
kemudian menjadi trimer. Prekursor SGP berikatan erat pula dengan SGP dan delta peptida.
6. Bila protein viral jumlahnya makin meningkat maka terjadilah replikasi. Dengan memakai rantai RNA sense negative, (+)ssRNA disintesis. Sintesis (+)ssRNA berfungsi untuk mensintesis (-)ssRNA.
7. Terbentuknya nukleokapsid baru dan selimut protein yang berasosiasi dengan plasma membran sel inang; virion terlepas.


PENYEBARAN

Secara umum, virus ini ada yang menyerang manusia (Ebola-Zaire, Ebola-Ivory Coast dan Ebola-Sudan) dan ada yang hanya menyerang hewan primata (Ebola-Reston). Tidak ada carrier state karena tidak ditemukan lingkungan alami dari virus. Namun dari beberapa hipotesis mengatakan bahwa terjadi penularan dari hewan terinfeksi ke manusia. Kemudian dari manusia yang terinfeksi ini, virus bisa ditularkan dalam berbagai cara. Orang bisa terinfeksi karena berkontak dengan darah dan atau hasil sekresi dari orang yang terinfeksi. Orang juga bisa terinfeksi karena berkontak dengan benda seperti jarum suntik yang terkontaminasi dengan orang yang terinfeksi. Penularan secara nosokomial (penularan yang terjadi di klinik atau rumah sakit) juga dapat terjadi bila pasien dan tenaga medis tidak memakai masker ataupun sarung tangan. Pada primata, Ebola-Reston, menyerang fasilitas penelitian hewan primata di Virginia, AS. Ebola-Reston menyebar melalui partikel udara. 

GEJALA

Serangan sakit virus Ebola sangat tiba-tiba. Gejala yang ditimbulkan adalah demam, sakit kepala, sakit sekitar persendian dan otot, sakit tenggorokan dan tubuh lemah. Gejala ini diikuti juga oleh diare, sakit perut dan muntah-muntah. Ruam-ruam, mata memerah, tersedak, serta adanya pendarahan luar dan dalam ditemukan pada beberapa pasien.

DIAGNOSA

Diagnose seorang pasien tunggal yang terinfeksi cukup sulit karena gejala awal, seperti
mata memerah dan ruam kulit, kurang spesifik terhadap virus Ebola dan terlihat pula pada pasien lain dengan penyakit yang berbeda, bahkan lebih sering. Namun, bila gejala yang dijelaskan tadi sudah terlihat jelas, sebaiknya segera isolasi pasien dan hubungi Departemen Kesehatan setempat.

OBAT YANG DIGUNAKAN

Para peneliti masih dibingungkan oleh adanya beberapa orang pasien yang dapat pulih
dari EHF dan sebagian lagi tidak. Mungkin ini disebabkan oleh oleh respon imun yang berbeda dari tiap orang terhadap virus. Sebenarnya, tidak ada perawatan khusus terhadap pasien EHF. Para pasien hanya diberi terapi suportif, yang berupa penyeimbangan cairan dan elektrolit dalam tubuh pasien, peningkatan jumlah oksigen, peningkatan tekanan darah dan perawatan dari penyakit komplikasi lain yang mungkin timbul.
Sekarang telah dikembangkan suatu vaksin yang berbasis rekombinan virus stomatitisVesikular atau rekombinan Adenovirus yang membawa Glikoprotein Ebola pada permukaanya. Pada tahun 2003 sebenarnya telah dikembangkan vaksin NIAID, namun tidak membawa hasil sukses. Masalahnya karena pemberian vaksin yang terlambat (1-4 hari setelah gejala muncul) sehingga tubuh pasien sudah terlalu parah untuk diobati.
korban


PENELITI Amerika Serikat telah mengalami kemajuan yang cukup pesat dalam uji coba terhadap obat ebola setelah diberikannya izin uji coba terhadap manusia. AS memang khawatir virus dengan tingkat kematian tinggi ini dapat dipergunakan beberapa pihak seperti kelompok teroris sebagai senjata biologis. Uji coba klinis pun telah disetujui setelah obat baru itu terbukti efektif pada monyet. Adapun penyakit hingga kini telah menyebabkan kematian sebesar 90 persen pada kasus manusia, sedangkan bagi monyet penyakit ini sangatlah fatal. Sekitar 1.200 orang telah meninggal akibat ebola sejak 1976.

Virus ebola ditularkan melalui cairan tubuh. Penderitanya akan mengalami beberapa gejala seperti mual, muntah, pendarahan internal, bahkan gagal organ sebelum akhirnya meninggal.
Dalam uji coba terakhir, peneliti menemukan bahwa obat baru ini ampuh menyembuhkan 60 persen monyet dari virus tersebut. Juga, terbukti 100 persen efektif dalam pengobatan virus Marburg yang dialami monyet cynomolgus. Untuk
itu, Badan Makanan dan Obat-obatan AS kini telah memberikan izin diadakannya uji coba terhadap beberapa sukarelawan.

Tingkat kematian yang terbilang tinggi akibat ebola dikhawatirkan beberapa pihak dapat dijadikan senjata biologis oleh beberapa kelompok. Karena itu, AS pun menambah biaya penelitian untuk virus itu pascainsiden 11 September 2001.
Pengobatan terbaru tengah dikembangkan oleh Institut Penelitian Medis Penyakit Berbahaya Angkatan darat AS dengan perusahaan AVI BioPharma.
Namun, para peneliti memperingatkan bahwa meski telah terdapat sebuah kemajuan yang signifikan, penggunaan vaksin akan membutuhkan lebih banyak waktu dan analisis hingga siap untuk diterapkan pada warga luas

( sumber : http://stmjwarna-warni.blogspot.com )
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

Ramalan Jodoh